MEDIA AKAM | CIANJUR - Rajaban adalah tradisi peringatan Isra Mikraj yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat. Tradisi ini memiliki acara utama yaitu meyakini perjalanan spiritual Nabi Muhamad SAW.

Isra Mikraj adalah salah satu peristiwa penting dalam ajaran Islam. Lewat kejadian itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian dinaikkan ke langit ketujuh dalam waktu semalam.

Untuk perjalanan sejauh itu dan di zaman yang belum secanggih sekarang, tentu sangat sulit diterima oleh akal bagaimana Rasulullah bisa menyelesaikan perjalanan itu dalam waktu yang singkat. Namun, peristiwa Isra Mikraj tersebut menjadi mukjizat Nabi SAW dan setiap muslim wajib memercayainya.

Dalam bahasa Arab, Isra Miraj biasanya ditulis sebagai al-'Isra' wal-Mikraj (الإسراء والمعراج). Istilah ini terdiri atas dua kata, yaitu isra' dan mi'raj. Keduanya sendiri memiliki arti yang berbeda.

Kata isra' berasal dari kata sara yang artinya 'perjalanan malam'. Sementara itu, mi'raj dalam bahasa Arab berarti 'kendaraan', 'alat untuk naik', ataupun 'tangga'. Bentuk jamaknya adalah ma'arij yang berarti 'tempat-tempat naik'.

Hal tersebut disampaikan Mubaligh kondang Ustad Faridh dihadapan mustami Masjid Al- Jamhur Perumahan Cianjur Asri Residence.

Acara dibuka dengan pidato pembukaan disampaikan H. Nanda Saepudin dilanjutkan dengan Sholawat berjanji kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an serta rangkaian acara lain nya, puncak acara ceramah dari Ustad Faridh.

"Apa hikmah dari perjalanan Rasulullah SAW, hikmahnya yaitu tiada lain Solat 5 waktu," ujar Ustad Faridh dalam ceramahnya.

"Mudah-mudahan kita semua yang hadir disini termasuk golongan orang yang di mudahkan menjalankan kewajiban solat 5 waktu," sambungnya.

Lanjut Ustad Faridh; "Karena solat merupakan kunci kebahagiaan di dunia dan di akhirat," ucapnya seraya di amini mustami.

Acara peringatan Isra Mikraj ditutup dengan do'a, kemudian di akhiri dengan acara makan-makan penuh kebersamaan.

(Arkam)